Rabu, 15 Februari 2012

klasifikasi kelinci

               Kulit Mamalia dilengkapi kelenjar minyak dan kelenjar keringat. Gigi Mamalia bermacam-macam bentuknya mulai dari geraham, gigi taring, dan gigi seri. Jari tangan dan jari kaki tidak pernah lebih dari lima, banyak yang mengalami penyusutan. Jika kita lihat struktur tubuhnya, tampak adanya evolusi morfologi dari Aves ke Mamalia. Evolusi ini tampak jelas pada Mamalia yang paling sederhana, yaitu cungur bebek (platypus). 
               Menurut Oliver ( 1984), kelinci dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 
Kingdom       : Animalia 
Phylum          : Chordata 
Sub phylum   : Vertebrata 
Kelas            : Mammalia 
Ordo             : Logomorphia 
Famili            : Leporidae 
Genus            : Lepus 
Spesies          : Lepus nigricollis 

               Tubuh kelinci (Lepus nigricollis) dibagi menjadi empat bagian yaitu : caput, cervix, truncus dan cauda. Pada caput terdapat rima oris, vibrisae, nares, organon visus. Ciri-ciri yang dimiliki kelas mamalia seperti pada kelinci (Lepus nigricollis) menurut Anynomous (2007), adalah sebagai berikut : Memiliki kelenjar mammae (merupakan modifikasi kelenjar peluh) untuk menyusui anaknya. Mempunyai telinga yang panjang dan kaki belakang yang lebih panjang dari pada kaki depan. kelinci termasuk hewan tetrapoda yang memiliki 4 anggota gerak berupa kaki Telinga luar (pinnae) lebar. Mata besar, dengan membran niktitans. Bibir lembek dan fleksibel. Disekitar moncong ada rambut-rambut panjang (vibrisae). Kaki depan lebih kecil dari kaki belakang. Ekor pendek. Anus dibawah ekor. Lubang urogenital disebelah anterior anus (Brotowidjoyo, 1994).

klasifikasi katak

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan          : Animalia
Filum                : Chordata
Kelas               : Amphibia
Ordo                : Anura Merrem,

            1820 Subordo Archaeobatrachia Mesobatrachia Neobatrachia Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibia berasal dari bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan. ( Zug, 1993).
              Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama, berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa, yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan bernapas dengan paru-paru. 
              Dalam praktikum amphibi ini ada empat kegiatan yang dilaksanakan. Pada kegiatan pertama praktikum amphibi ini, yang kita amati yakni mengenai morfologi pada katak, pada amphibi ini terdapat bagian morfologinya yakni : caput (kepala), truncus( badan), dan extremitas. Pada katak Extremitasnya ada 2 bagian yakni extremitas anterior dan extremitas superior. Pada kegiatan dua, mengenai organ dalam cavum oris. Pada cavum oris yang dibukakan terdapat bagian-bagian pada cavum oris. Pada kegiatan tiga praktikum amphibi ini, yakni mengamati alat-alat visceral pada katak. Pada rongga perut dan thorax dengan adanya garis simetris pada bagian ventral mulai dari belakang kepala sampai keanus, yang memperlihatkan organ-organ yang terdapat didalamnya. Pada kegiatan empat praktikum amphibi ini, yakni mengamati enchepalon pada katak. Enchepalon katak mengandung bagian : bulbus olfactorius, lobus opticus, medulla oblongata, hemisperiun cereberum, dan cerebellum, enchepalon katak tersebut berbentuk bokang kerucut yang mencorong keatas. 
               Kodok dan katak kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat bulan mati atau pada ketika menjelang hujan. Pada saat itu kodok-kodok jantan akan berbunyi-bunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Beberapa jenisnya, seperti kodok tegalan (Fejervarya limnocharis) dan kintel lekat alias belentung (Kaloula baleata), kerap membentuk ‘grup nyanyi’, di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Suara keras kodok dihasilkan oleh kantung suara yang terletak di sekitar lehernya, yang akan menggembung besar manakala digunakan. Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina.

klasifikasi ikan mas

Klasifikasi Ilmiah
Phylum         : Chordata
Sub-phylum  : Vertebrata
Classis          : Osteichthyes
Sub-classis   : Teleostemi
Ordo            : Teleostei
Sub-ordo      : Physestomi
Familia          : Cyprinidae
Genus           : Cyprinus
Species         : Cyprinus carpio
Varietas         : Flavipinnae

                 MORFOLOGI Morfologi atau bentuk luar ikan pada umumnya dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (a) bagian kepala (caput), 
(b) bagian badan (truncus) dan 
(c) bagian ekor (cauda). 
                 Pada bagian kepala pelajarilah organ-organ di daerah rongga mulut (cavum oris), organon visus (mata) beserta bagian-bagiannya seperti cornea, sclera, iris dan lain-lainnya, cekung hidung (fovea nasalis) dan tutup insang (apparatus operculare) beserta bagian-bagiannya (operculum, membrana branchiostegalis, radii branchiostegii, dan branchiae. Pada bagian truncus (badan) terdapat sisik (squama) dengan tipe-tipe ctenoid, cycloid, ganoid dan sebagainya. Selain itu terdapat sirip (pinnae), yang terdiri dari pinnae tunggal dan pinnae sepasang. Kemudian terdapat pula linea lateralis atau gurat sisi, yang membujur di sepanjang kedua sisi tubuh sampai ekor. 
                SITUS VISCERUM Organ-organ yang terlihat setelah dilakukannya sectio antara lain adalah : 
• Vesica natatoria (gelembung renang), ada 2 bagian anterior dan posterior, warna putih mengkilap, letaknya berdekatan dan sejajar dengan cavum vertebralis, berguna untuk timbul tenggelamnya ikan. Saluran untuk memasukkan dan mengeluarkan udara yang terentang dari oesophagus (batang tenggorok) ke vesica natatoria bagian posterior disebut ductus pneumaticus (pneumatocysticus). Pelajari bentuk, letak dan ada tidak ductus tersebut. 
• Mesonephros (ginjal – ren), terletak antara 2 bagian gelembung renang atau menempel vertebrae. Pronephros (ginjal – ren), di depan dari vesica natatoria. 
• Cor (jantung) terletak di bagian ventral, perhatikan bagian sinus venosus, atrium, ventrikel, bulbus arteriosus dan truncus arteriosus • Gonad, warna kuning atau putih. Pada yang betina berisi telur, pada yang jantan berisi sperma. Letak gonad biasanya di sebelah ventral dari pneumatocyst. • Intestinum (usus), tampak berbelit-belit. 
• Hepar (hati – liver), warna kemerahan. Vesica fellea (kantung empedu) berwarna hijau tua terletak di sebelah ventral dari lobus dekster hepar. 
                 SISTEM PERNAFASAN Definisi Pernafasan : pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yang harus dibuang) dengan O2 (berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses metabolisme dsb). Organ-organ pernafasan : - utama : insang, mengambil O2 dari perairan - organ tambahan : paru-paru, labirin, dsb; mengambil O2 dari udara;kulit dan kantung kuning telur pada embrio dan larva.Insang, bagian-bagiannya : Tulang lengkung insang, tulang tapis insang. Fungsi bagian- bagian Insang : 
1. Tulang lengkung insang sebagai tempat melakeatnya tulang tapis insang dandaun insang, mempunyai banyak saluran-saluran darah dan saluran syaraf 
2. Tulang tapis insang, berfungsi dalam sistem pencernaan untuk mencegah keluarnya organism makanan melalui celah insang 
3. Daun insang, berfungsi sebagai dalam sistem pernafasan dan pereda 
4. randarah, tempat terjadinya pertukaran gas O2 dengan CO2. Mekanisme pernafasan

klasifikasi ikan mas

klasifikasi ayam / galus gallus

Sistematika atau Klasifikasi dari Gallus-gallus bankiva adalah:

Phylum         : Chordata
Sub phylum  : Vertebrata
Classis          : Aves
Sub classis    : Neomithes
Divisio          : Carinatae
Ordo             : Galliformes
Familia          : Gallitordae
Genus            : Gallus
Species          : Gallus-gallus bankiva

B. INSPEKSI (Pengamatan Tampak Luar) 
             Morfologi luar dari Gallus-gallus bankiva terdiri atas: 1. Tubuh yang terdiri atas bagian Caput (kepala), Collum (cervix), Truncus (badan), dan cauda (ekor) 2. Ekstremitas (alat gerak)
Tubuh a. Caput, (bagian kepala) Bagian kepala terdiri antara lain sebagai berikut: 1. Paruh (Rostrum) yang terdiri dari maxilla dan mandibula yang berguna sebagai tangan dan mulut. 2. Nares (lubang hidung) berjumlah sepasang terletak pada lateral rostrum bagian atas. 3. Cera, yaitu tonjolan kulit yang lunak terletak pada bagian atas rostrum. 4. Organon visus (mata), dikelilingi oleh kulit yang berbulu, padanya antara lain terdapat iris yang berwarana kuning atau jingga kemerah-merahan serta terdapat pupil yang relatif besar dibandingkan dengan besar matanya. 5. Porus acustic externus (lubang telinga luar), terletak di sebelah dorso caudal mata. 
           Membrana tympani terdapat di sebelah dalamnya dan berguna untuk menangkap getaran suara. b. Truncus Bagian truncus ditumbuhi bulu-bulu yang khas dan bulu-bulu ini berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan cuaca, memiliki bentuk tersendiri dibandingkan dengan bulu-bulu yang terdapat pada vertebrata yang lain. Bulu dibedakan berdasarkan (a) anatomi dan (b) letaknya. Menurut susunan anatomisnya, bulu dapat dibedakan ke dalam : Plumae, Plumulae dan Filoplumulae (pelajari dan gambar bagian-bagiannya). Gambar : Bagian-bagian dari bulu plumae (Radiopoetra, 1991).
Keterangan : Rd : Radioli Br : Barbae R : Rachis V : Vexillum C : Calamus US : Umbilicus Superior UI : Umbilicus Inferior A : Barbulae Distal B : Barbulae Proximal C : Barbulae Dasal (tanpa radioli ) Plumae terdiri dari calamus, rachis, umbilicus inferior, umbilicus superior dan vexillum. Callamus yaitu tangkai bulu berbentuk memanjang dengan rongga didalamnya. Pada pangkalnya ada lubang yang disebut : umbilicus inferior sedang bagian distalnya terdapat lubang yang disebut umbilicus superior, di mana lubang ini ke arah rachis menjadi sulcus. Waktu bulu masih muda kedua umbilicus tadi dilalui oleh pembuluh-pembuluh darah untuk memberi makanan pada bulu-bulu yang masih muda tadi. Vexillum dibentuk oleh barbae, ialah suatu cabang ke arah lateral daripada rachis. Plumulae, terdapat pada burung yang masih muda, kadang-kadang terdapat pada burung yang sedang mengerami telurnya. Terdiri dari : calamus, rachis, barbae dan barbulae. Tidak membentuk vexillum. Filoplumulae, fungsinya belum jelas. Tumbuh di seluruh tubuh tetapi jaraknya sangat jarang. Mempunyai tangkai panjang dan puncaknya ada beberapa barbae. Menurut letaknya, bulu-bulu dapat digolongkan kedalam: remiges, rectrices, tetrices, paraterium, alula atau ala spuria. • Remiges adalah bulu-bulu yang terdapat pada sayap. • Rectrices adalah bulu-bulu yang terdapat di daerah ekor. • Tectrices adalah bulu-bulu lainnya yang menutupi badan. • Parapterium adalah bulu-bulu yang terdapat di daerah bahu dan sayap. • Ala spuria adalah bulu-bulu kecil yang melekat pada jari ke II dari extremitas superior c. Cauda Berbentuk pendek dan biasa dikenal dengan uropygium selain itu juga cauda ini ditutupi denga bulu-bulu yang disebut rectrices, pada bagian uropygium bagian dorsal terdapat kelenjar minyak yang disebut glandula uropygialis. Extremitas Extremitas Cranialis Superius, merupakan sayap yang ditumbuhi bulu-bulu dan Extremitas Caudalis Inferius, kaki bagian bawah ditutupi oleh sisik-sisik. Gambar: Skeleton Ayam 

C. SITUS VISCERUM 
              Setelah sternum diangkat, maka tampak alat-alat dalam, antara lain: • Cor terletak di linea mediana, berbentuk sebagai conus dan dibungkus oleh pericardium • Hepar terletak caudal dari cor, terdiri atas 2 lobi • Pulmo terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal thorak. Pulmo ini dibungkus oleh selaput pleura, sebelah lateral hepar berwarna merah muda seperti spons. • Ventriculus berdinding tebal, dengan lumen kecil sebelah caudal lobus sinister hepar warnanya merah tua  Duodenum berbentuk huruf U, mempunyai pars descendens dan pars ascendens caudal dari ventriculus diantaranya terjepit pancreas. Kemudian setelah duodenum terdapat jejunum, dan ileum. • Pancreas Terjepit diantara bagian duodenum berwarna kuning tua • Trachea lanjutan dari larynx ke arah cauda berupa suatu pipa yang mempunyai cincin-cincin tulang yang disebut annulus trachealis • Esophagus Merupakan corong dan melanjutkan diri ke posterior menjadi proventriculus yang sangat glanduler, dan ventriculus yang sangat musculer / berotot. • Ingluvies (tembolok) merupakan Esophagus yang membesar membentuk bangunan atau membentuk kantong yang lebar saat sebelum masuk ke dalam rongga badan. Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan. • Thymus panjang dan membelit-belit di daerah leher. • Glandula thyroidea disebelah dorsalnya dekat trachea berwarna coklat kemerah-merahan, kanan kiri diantara a. carotis dan a. subclavia. 

D. SISTEMA DIGESTORIA 
1. Tractus digestivus a. Lingua, yang panjang sebagai tanduk b. Choanae, celah di palatum (tidak termasuk sistem ini) c. Pharynx sebagai corong d. Ingluvies sebagai kantong tipis e. Esophagus f. Proventriculus : dinding tipis, banyak kelenjar di bagian dalamnya. g. Ventriculus, dinding tebal dari otot. Pada bagian dalamnya terdapat lembaran –lembaran keratinoid dan terdapat banyak batu-batu kecil. Pada dinding lateral ada discus tendineus h. Duodenum, mulai muaranya dari daratan dorsal ventriculus berbentuk huruf U melingkari pankreas. i. Intestinum tenue lainnya, lanjutan duodenum berakhir sebagai caecum. j. Caecum, dua buah usus buntu yang pendek. k. Rectum, lanjutan dari intestinum tenue pendek, tebal bermuara di cloaca. 2. Glandula Digestoria a. Hepar, berwarna merah coklat ada 2 lobi dan terdapat ductuli hepatici b. Pancreas, terjepit diantara bagian duodenum berwarna kuning tua. Terdapat pula ductus pancreaticus. Gambar : Organ Pencernaan pada Ayam. 

E. SISTEM RESPIRATORIUS Terdiri atas : 1. Nares anteriores (lubang hidung), berjumlah sepasang terdapat pada pangkal rostrum bagian dorsal. 2. Nares posteriores, lubang pada palatum, hanya 1 buah, terletak di tengah. 3. Glottis terlatak tepat di belakang pangkal lidah dan melanjutkan ke caudal, kedalam larynx. 4. Glottis ini berhubungan dengan rongga mulut melalui celah yang disebut : Rima glotidis. 5. Larynx ini disokong oleh cartilago cricodea dan cartilago arytenoidea yang berjumlah sepasang. Tersusun dari lingkaran tulang rawan. 6. Trachea adalah lanjutan larynx ke arah caudal. Berupa suatu pipa, mempunyai cincin-cincin tulang rawan yang disebut annulus trachealis yang bentuknya panjang sekali. 7. Bifurcatio trachea, trachea bercabang 2 agak membesar demikian juga cincin-cincin tulang rawannya. 8. Syrinx, yaitu alat suara pada burung. Terdapat pada bifurcatio trachea, tersusun dari beberapa annulus trachealis yang paling caudal dan annulus bronchialis yang paling cranial. Alat ini membatasi suatu ruangan yang agak melebar yang disebut : Tympanum. 9. Bronchus, adalah percabangan trachea ke kanan dan kiri, disebut bronchus dexter dan sinister. Tempat percabangan branchia atau bifurcatio trachea. 10. Bronchi ini masih terbagi, kedalam bronchi lateralis yang masing-masing akan terbagi lagi menjadi parabronchi. 11. Pulmo, terdapat pada ujung-ujung bronchi berjumlah sepasang, melekat pada dinding dorsal thorax. Pulmo ini dibungkus oleh selaput yang kita sebut : pleura. Berwarna merah muda berupa spons menempel pada dinding dorsal thorax diantara costae. 12. Saccus pneumaticus, merupakan kantong-kantong hawa tonjolan dari pulmo. Gambar : Organ Respirasi. 

F. SISTEM UROGENITAL 1. Ren, bentuknya besar, terbagi atas 3 lobi dan ditutupi peritoneum. Terdapat sepasang di kanan dan kiri. Ren berbentuk metanephros. Ke dalam ren terdapat banyak arteriae renalis. Dari ren akan keluar saluran sekresi yang disebut ureter. 2. Ureter, berupa tubulus yang sempit yang keluar dari dataran ventral ren dan bermuara di cloaca. 3. Glandula suprarenalis, ventro-cranial ren berwarna kuning. 4. Testes (pada yang jantan), besarnya bergantung pada masa kelamin. Yang kanan lebih kecil dari yang kiri. Berbentuk oval terletak sebelah ventral dari lobus renis yang paling cranial. 5. Vas deferens, sepasang, masing-masing keluar dari testis dan bersama ureter bermuara di cloaca. 6. Ovarium (pada yang betina), hanya terdapat pada sebelah kiri. 7. Oviduct, juga hanya terdapat sebelah kiri dimulai dari muara yang disebut ostium abdominale, berupa corong kemudian berbelok-belok dan bermuara di cloaca sebelah lateral muara ureter. Oviduct terdiri dari :  Infundibulum tubae.  Pars gladularis  Isthmus  Uterus (shellgland) Gambar : Reproduksi Jantan Gambar : Reproduksi Betina.

G. SISTEM NERVOSUM a. Otak, terdiri atas : • Hemisphaerium cerebri; bagian yang terbesar dan berbentuk jantung. • Lobus olfactorius; di bagian dorsal hemisphaerium cerebri dan lobus olfactorius termasuk : • Mesencephalon; terjepit diantara hemisphaerium cerebri. • Cerebellum; ruang bagian mediumnya besar dan mempunyai lipatan-lipatan transversal. • Fossa rhomboidea. • Medula oblongata; fossa rhomboidea dan medulla oblongata tertutup oleh cerebellum • Chiasma vervi optici; merupakan persilangan dari nervi opticus. • Hypophysa; suatu tonjolan di sebelah caudal chiasma nervi opticus.. b. Nervi craniales pada Aves berjumlah 12 pasang, yaitu : • N. Olfactorius, menuju ke alat-alat pembau, bersifat sensoris. • N. Opticus, menuju ke alat penglihatan. Kedua nervi optici mengadakan persilangan yang disebut: chiasma nervi optici. • N. Oculomotorius, menuju ke otot-otot mata (otot yang menggerakkan bola mata). • N. Trochlearis, menuju ke otot-otot mata. • N. Trigeminus, menuju ke kulit sekitar lubang hidung dan musoca dalam cavum nasi. • N. Abduscens, menuju ke otot-otot mata. • N. Facialis, menuju ke otot-otot muka dan lidah. • N. Vestibulo-cochlearis, menuju ke alat pendengaran dan keseimbangan. • N. Glossopharyngeus, menuju ke lidah bagian belakang. • N. Vagus, menuju ke alat-alat dalam. • N. Accessorius, manuju ke otot-otot tengkuk. • N. Hypoglossus, menuju ke otot-otot lidah. Susunan skeleton/ musculare (perototan) di daerah thorax (dada), terdapat furcula, coracoid, dan scapula, yang bersama-sama membentuk lubang, yang disebut foramen triosseum, yang dilalui oleh m. pectorals minor. Ketiga tulang tersebut berfungsi sebagai katrol untuk mengangkat sayap.

klasifikasi ubur ubur

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan       : Animalia
Filum             : Cnidaria
Kelas            : Scyphozoa
Ordo            : Stauromedusae Coronatae Semaeostomeae Rhizostomae

               Cnidaria adalah sebuah filum yang terdiri atas sekitar 9.000 spesies hewan sederhana yang hanya ditemukan di perairan, kebanyakan lingkungan laut. Dari sudut etimologi, kata Cnidaria berasal dari bahasa Yunani “cnidos” yang berarti “jarum penyengat”. Kemampuan menyengat cnidaria-lah yang merupakan asal nama mereka.Ciri khas Cnidaria adalah knidosit, yang merupakan sel terspesialisasi yang mereka pakai terutama untuk menangkap mangsa dan membela diri. Tubuh mereka terdiri atas mesoglea, suatu bahan tak hidup yang mirip jeli, terletak di antara dua lapisan epitelium yang biasanya setebal satu sel. Mereka memiliki dua bentuk tubuh dasar: medusa yang berenang dan polip yang sesil, keduanya simetris radial dengan mulut dikelilingi oleh tentakel berknidosit. Kedua bentuk tersebut mempunyai satu lubang jalan masuk yang berfungsi sebagai mulut maupun anus yang disebut manus serta rongga tubuh yang digunakan untuk mencerna makanan dan bernapas. 
                 Beberapa Cubozoa dan Scyphozoa yang berenang bebas memiliki indera penyeimbang statokista dan ada yang punya ropalia, suatu struktur pengindera kompleks yang dapat termasuk mata pembentuk citra dengan lensa dan retina yang sederhana. Semua cnidaria berkembangbiak secara seksual. Banyak cnidaria memiliki daur hidup yang rumit dengan tingkat perkembangan polip aseksual dan medusa seksual, namun beberapa tidak memiliki polip atau tidak memiliki medusa.
          Cnidaria membentuk filum hewan yang lebih komplels daripada spons, hampir sekompleks ctenophora (ubur-ubur sisir), dan kurang kompleks dibanding bilateria, yang termasuk hampir semua hewan lain. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora lebih kompleks daripada spons karena mereka memiliki: sel-sel yang diikat oleh penghubung antar-sel dan membran dasar yang mirip karpet; otot; sistem saraf, dan beberapa mempunyai organ pengindera. 
              Cnidaria berbeda dari binatang lain karena memiliki knidosit yang menembak seperti harpun dan digunakan terutama untuk menangkap mangsa dan tambatan pada beberapa spesies. Seperti spons dan ctenophora, cnidaria mempunyai dua lapisan sel utama yang mengapit lapisan tengah yang mirip jeli yang disebut mesoglea pada cnidaria; hewan yang lebih kompleks memiliki tiga lapisan sel utama dan tidak ada lapisan perantara mirip jeli. 
               Oleh karena itu, cnidaria dan ctenophora disebut sebagai diploblastik secara tradisional, bersama dengan spons. Akan tetapi, cnidaria dan ctenophora memiliki tipe otot yang, pada hewan yang lebih kompleks, berasal dari lapisan sel tengah. Sebagai hasilnya beberapa buku teks baru-baru ini mengklasifikasikan ctenophora sebagai triploblastik, dan diperkirakan bahwa cnidaria berevolusi dari moyang yang triploblastik.

klasifikasi laba-laba

Klasifikasi ilmiah Kerajaan: : Animalia Filum: : Arthropoda Kelas: : Arachnida Ordo: : Araneae Araneomorphae Mygalomorphae Mesothelae Laba-laba, atau disebut juga labah-labah, adalah sejenis hewan berbuku-buku (arthropoda) dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap dan tak memiliki mulut pengunyah. Semua jenis laba-laba digolongkan ke dalam ordo Araneae; dan bersama dengan kalajengking, ketonggeng, tungau —semuanya berkaki delapan— dimasukkan ke dalam kelas Arachnida. Bidang studi mengenai laba-laba disebut arachnologi. Laba-laba merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal. Mangsa utamanya adalah serangga. Hampir semua jenis laba-laba, dengan perkecualian sekitar 150 spesies dari suku Uloboridae dan Holarchaeidae, dan subordo Mesothelae, mampu menginjeksikan bisa melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya. Meski demikian, dari puluhan ribu spesies yang ada, hanya sekitar 200 spesies yang gigitannya dapat membahayakan manusia. Tidak semua laba-laba membuat jaring untuk menangkap mangsa, akan tetapi semuanya mampu menghasilkan benang sutera --yakni helaian serat protein yang tipis namun kuat-- dari kelenjar (disebut spinneret) yang terletak di bagian belakang tubuhnya. Serat sutera ini amat berguna untuk membantu pergerakan laba-laba, berayun dari satu tempat ke tempat lain, menjerat mangsa, membuat kantung telur, melindungi lubang sarang, dan lain-lain. Hingga sekarang, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipertelakan, dan digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies. Ordo laba-laba ini selanjutnya terbagi atas tiga golongan besar pada aras subordo, yakni: • Mesothelae, yang merupakan laba-laba primitif tak berbisa, dengan ruas-ruas tubuh yang nampak jelas; memperlihatkan hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan leluhurnya yakni artropoda beruas-ruas. • Mygalomorphae atau Orthognatha, yalah kelompok laba-laba yang membuat liang persembunyian, dan juga yang membuat lubang jebakan di tanah. Banyak jenisnya yang bertubuh besar, seperti tarantula dan juga lancah maung. • Araneomorphae adalah kelompok laba-laba ‘modern’. Kebanyakan laba-laba yang kita temui termasuk ke dalam subordo ini, mengingat bahwa anggotanya terdiri dari 95 suku dan mencakup kurang lebih 94% dari jumlah spesies laba-laba. Taring dari kelompok ini mengarah agak miring ke depan (dan bukan tegak seperti pada kelompok tarantula) dan digerakkan berlawanan arah seperti capit dalam menggigit mangsanya.